Selasa, 04 Maret 2014

....... I'm back...with surprise.......





Yes, that's my surprise for you ^^

Apa kabar semua?

Lama sekali aku tidak update blog ini. Maafkan. Aku tiba-tiba kehilangan mood untuk publish tulisan baru di blog ini karena satu dan lain hal, hehehe.

Seperti yang kalian lihat, gambar di atas adalah cover buku pertamaku yang aku terbitkan sendiri via nulisbuku Setelah beberapa kali ditolak penerbit (buku yang berbeda, memang), akhirnya aku mencoba untuk menerbitkan sendiri bukuku.

Bukuku berjudul CEMILAN (Cerita Mini dan Obrolan). Sebagian isinya memang pernah aku publish di blog ini, jadi kalian mungkin sudah pernah membacanya. Kalau ingin membaca sebagian yang lain, silakan membelinya di sini. Ditunggu ya~

Terima kasih.

Salam,

AJ


Sabtu, 07 Mei 2011

Faktor "U"

Catatan:
- Banyak hal dalam kehidupan seseorang yang terjadi karena adanya berbagai macam faktor. Faktor-faktor yang mungkin saling mempengaruhi suatu kejadian dengan kejadian yang lain.
- Dalam tulisan ini aku ingin mengungkapkan kemungkinan adanya faktor "U" dalam kehidupanku sehingga tulisan ini ada.
- Pernah aku kirimkan sebuah majalah untuk sebuah rubrik, tapi tidak bisa dimuat. Once more, I'm just not lucky yet!
- Akhirnya aku publish di blog ini untuk menambah koleksi cemilan. Hehehehe.

Maharani Menulis:

Faktor "U"

Sudah beberapa hari ini saya tidak bisa tidur dengan cepat alias mata sulit langsung terpejam begitu kepala saya menyentuh bantal, tangan dan kaki saya memeluk guling, dan tubuh saya berbalut selimut di atas kasur yang sudah tidak empuk lagi. Hehehe.

Kenapa? Let’s find out. Seperti yang sudah kita ketahui, banyak penyebab susah tidur. Misalnya, faktor (a) banyak pikiran, stress dan pusing, (b) kelaparan, (c) insomnia, (d) jadi bat(wo)man karena kebanyakan begadang di malam hari sehingga jam tidur pindah di siang bolong atau (e) falling in love!

Minggu, 10 April 2011

Menikahlah Denganku, Mel - Bagian 3 (Tamat)

Catatan:
-Cerbung ini aku tulis sekitar tahun 2007.
-Pernah aku ikutkan sayembara menulis cerpen dan cerbung Femina 2007, tapi tidak menang.
-Pernah aku kirimkan ke majalah, tapi tidak dimuat.
-Pernah juga aku kirimkan ke sebuah penerbit, tapi tidak ada kabarnya.
-Akhirnya cerbung ini aku publish di blog ini. Hehehe.

Sinopsis:
Amelia, Saskia, Elisa, dan Widia adalah empat sekawan semenjak kuliah hingga kini dimana mereka masing-masing telah bekerja di tempat berbeda. Untuk tetap menjaga tali silaturrahmi, mereka sepakat untuk bertemu dan berkumpul setiap jumat sore di kedai teh. Mereka mengobrol dan saling bertukar cerita. Saskia sedang mempersiapkan pernikahannya. Erika diajak menikah kekasihnya. Widia ternyata sudah hamil. Sedangkan kabar dari Amelia?

Maharani Menulis:

MENIKAHLAH DENGANKU, MEL



Gaun pengantin itu tampak sangat indah. Bahannya yang sehalus sutera. Warnanya yang seputih mutiara. Hiasan-hiasannya yang mempesona. Semuanya benar-benar menjadikan gaun pengantin itu terkesan sangat istimewa dan penuh makna.
   
Sudah lebih dari lima belas menit aku memandangi sekaligus mengagumi gaun pengantin yang dikenakan oleh boneka pajangan itu dengan takjub.  Nyaris tak berkedip. Sepertinya gaun pengantin itu benar-benar sudah membuatku terhipnotis bahkan tersihir sehingga enggan rasanya aku memalingkan wajahku darinya.

Elisa yang duduk di sampingku tidak sedetik pun aku ajak bicara. Lagipula tampaknya dia juga tidak peduli. Karena matanya sedari tadi sibuk mengamati halaman demi halaman majalah pengantin yang sedang dibacanya. Mungkin dia sedang mencari ide atau menimbang-nimbang model gaun pengantin seperti apa yang akan dikenakannya nanti bila dia menikah empat bulan lagi.

Saat ini aku dan Elisa sedang berada di butik tempat Saskia memesan gaun pengantinnya. Kami berada di butik ini karena sedang menemani Saskia yang hendak mengepas gaun pengantinnya sekali lagi sebelum resmi dikenakannya pada pernikahannya, yang tinggal tiga hari lagi.

Dulu, ketika Widia mengepas gaun pengantinnya, aku, Saskia, dan Elisa yang menemaninya. Kini, giliran Saskia yang mengepas gaun pengantinnya, aku dan Elisa yang menemaninya. Widia tidak bisa ikut karena harus memeriksakan kandungannya ke dokter. Mungkin nanti, kalau Elisa yang mengepas gaun pengantinnya, hanya aku saja yang menemaninya. Widia mungkin semakin sibuk mengurusi kehamilannya, sedangkan Saskia mungkin masih asyik berbulan madu. Lalu, jangan-jangan bila tiba giliranku nanti – entah kapan – untuk mengepas gaun pengantinku, malah tidak ada sahabat yang menemaniku. Karena ketiga sahabatku sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Mungkin Widia sibuk mengurusi anaknya. Saskia mungkin sibuk dengan kehamilannya. Elisa, mungkin juga punya kesibukan yang kurang lebih sama. Oh, betapa menyedihkannya.

Jumat, 01 April 2011

April Mop

Pernah dengar istilah April Mop atau yang dalam bahasa Inggris disebut April Fools'?

Okay, setahuku April Mop yang jatuh pada 1 April itu adalah sebuah momen dimana pada tanggal tersebut orang-orang merasa boleh atau bisa bertindak iseng atau melakukan kekonyolon atau membuat lelucon atau apalah yang tidak sebenar-benarnya dengan tujuan untuk mengerjai orang lain.

Sebenarnya untuk berbuat yang demikian itu tidaklah harus dilakukan pada tanggal 1 April karena bisa  dilakukan kapan saja. Namun, kalau mengerjai orang pada tanggal tersebut dan orang yang dikerjai tidak sadar sedang dikerjai, orang yang mengerjai rasanya akan lebih puas. Jadi, ia bisa berseru dengan lantang; I got you April Fools' lalu tertawa senang karena sukses membodohi orang.

Bicara soal April Mop, sebuah artikel yang aku baca dari Majalah Paras No. 90/Tahun VIII/April 2011 menulis seperti ini (aku ambil sebagian):

April Mop (April Fools') sudah dikenal sejak tahun 1582 di Prancis, pada masa Raja Charles IX. Ketika itu Paus Gregory XIII mengubah penanggalan kalender yang semula 1 tahun hanya terdiri dari 10 bulan menjadi 12 bulan seperti penanggalan kalender Masehi sekarang. Dengan demikian Tahun Baru yang semula dirayakan mulai tanggal 25 Maret yang berlangsung selama 1 minggu hingga puncaknya pada 1 April terpaksa dimajukan ke tanggal 1 Januari.

I'm Back!!!

Hello,

Hissahiburi desu ne. Long to time no see. Lama tak bersua.
Uhm, sudah 91 hari, ya? Sejak postingku tanggal 30 Desember 2010. Gomenasai. I'm truly sorry. Maafkanlah.

Banyak hal yang terjadi selama aku absen dari blog ini, hehehe, yang sedikit banyak telah menyita perhatian dan pikiranku dan membuatku kehilangan fokus. Hal baik dan kurang baik, yang semuanya itu makin menambah pengalaman hidupku. Ciee....

Hal-hal seperti, ada seorang kawan yang menikah. Ada seorang teman yang melahirkan. Ada seorang kenalan yang bercerai. Ada seorang sahabat yang meninggal dunia. Not forget to mention that I think I'm in love again, but then my heart got broken as well. Huhuhu...

That's life. Sometimes it's complicated yet simple, rite? It depends on how much we Thanks God for anything happens in our life. The more we are grateful, the more it's worth for us -- I guess.

Jadi, marilah perbanyak bersyukur, agar kita semakin menghargai hidup dan pastinya makin disayangi oleh Yang Punya Hidup. Hehehe...

Thanks God for the life YOU give to us!!



Chuu~~


AJ


Note: I'm trying my best to update this blog once a week or once two weeks or at least once a month from now on. Yoroshiku ne.

Kamis, 30 Desember 2010

Menikahlah Denganku, Mel - Bagian 2

Catatan:
-Cerbung ini aku tulis sekitar tahun 2007.
-Pernah aku ikutkan sayembara menulis cerpen dan cerbung Femina 2007, tapi tidak menang.
-Pernah aku kirimkan ke majalah, tapi tidak dimuat.
-Pernah juga aku kirimkan ke sebuah penerbit, tapi tidak ada kabarnya.
-Akhirnya cerbung ini aku publish di blog ini. Hehehe.

Sinopsis:
Amelia, Saskia, Elisa, dan Widia adalah empat sekawan semenjak kuliah hingga kini dimana mereka masing-masing telah bekerja di tempat berbeda. Untuk tetap menjaga tali silaturrahmi, mereka sepakat untuk bertemu dan berkumpul setiap jumat sore di kedai teh. Mereka mengobrol dan saling bertukar cerita. Saskia sedang mempersiapkan pernikahannya. Erika diajak menikah kekasihnya. Widia ternyata sudah hamil. Sedangkan kabar dari Amelia?


Maharani Menulis:


MENIKAHLAH DENGANKU, MEL

Wanna get married syndrome atau sindrom ingin menikah. Begitulah, aku menyebut apa yang aku rasakan ini. Dan, penyakit itu mulai menggerogoti hati dan pikiranku sejak aku menyaksikan Widia menikah, setengah tahun lalu. Entah kenapa, rasanya ada yang terjadi pada diriku ketika aku melihat sahabatku itu duduk di atas pelaminan bersama Surya, laki-laki yang sudah jadi pacarnya selama hampir sepuluh tahun. Perasaan bahagia sekaligus sedih. Sebenarnya aku turut bahagia karena Widia, telah menemukan salah satu kebahagiaannya terbesar dalam hidupnya yaitu menikah. Tapi, aku juga sedih karena di saat yang bersamaan aku malah merasa iri dengan kebahagiaannya itu. Sebenarnya normal tidak, sih, perasaanku ini?
   
Kemudian ketika Saskia memberitahuku bahwa dia juga akan menikah – kira-kira berselang dua bulan setelah Widia menikah – aku juga merasakan hal yang sama. Perasaan bahagia dan sedih itu kembali melandaku. Aku bahkan diam-diam sempat menangis di toilet kedai teh setelah mendengar berita bahagianya itu. Aneh tidak, sih, perasaanku ini?

Mungkin karena Saskia adalah sahabatku yang paling dekat dibandingkan yang lainnya, jadi aku seperti merasa akan kehilangannya bila dia menikah. Aku merasa seseorang akan mengambil Saskia dari sisiku – yang mengambilnya tentu saja Hendri, laki-laki yang sudah menjadi tunangannya selama dua tahun karena dialah yang akan menikahinya. Oh, how happy she is.
   
Dan sepertinya penyakitku ini semakin hari semakin parah saja ketika kemarin Elisa mengabarkan berita gembiranya. Bahwa dia juga akan segera menikah akhir tahun ini. Dengan Bramantio, pria yang baru jadi kekasihnya delapan bulan telah melamarnya. Oh, how lucky she is.
   
Sedangkan aku? Sudah hampir tiga tahun aku dan Ferian berpacaran, tapi sampai saat ini belum ada tanda-tanda dia akan melamarku? Oh, how poor I am.

Senin, 27 Desember 2010

Masih Ada Cinta Yang Lain

Catatan:
-Aku tidak ingat kapan cerpen ini aku tulis.
-Cerpen ini terinspirasi dari kisahku. Meskipun plot, karakter, dan kejadiannya tidak seperti yang terjadi di cerpen, tapi inti ceritanya kurang lebih sama.
-Pernah aku ikutkan lomba menulis cerpen yang diadakan oleh Koran Minggu Pagi (aku lupa kapan), tapi tidak menang.
-Beberapa kali ditolak majalah yang pernah aku kirimi naskahnya dan akhirnya aku publish di blog ini.

Sinopsis:
Jessica menerima surat dari Leo yang mengaku sebagai sahabat Bram. Menurut Jessica, surat itu terlalu menyudutkannya. Hal itu membuatnya merasa harus bertemu dengan Bram yang menurut Leo telah tersakiti hatinya karena Jessica. Tapi Jessica malah bertemu dengan Leo. Dan pertemuan mereka pun tetap bermuara pada satu kesimpulan dan kenyataan bahwa Jessica tidak bisa membalas perasaan Bram. Jessica berharap masih ada cinta yang lain untuk Bram karena ia sendiripun sudah punya seseorang yang dicintai dan mencintainya.


Maharani Menulis:


MASIH ADA CINTA YANG LAIN


    “… Kamu sungguh tidak punya hati, Jessica. Hanya demi kekasihmu, kamu tega menyakiti hati Bram. Surat balasanmu itu benar-benar sangat melukai perasaannya. Bram begitu mencintaimu, tapi kamu terlalu egois…”

Jessica membaca surat yang dipegangnya itu dengan perasaan campur aduk antara geram, marah, dan ingin menangis. Betapa tidak? Tiba-tiba saja seseorang yang bahkan tidak dikenalnya menuduhnya demikian. Tidak punya hati dan egois. Tanpa alasan yang masuk akal. Siapa yang tidak kesal?

Adalah Leo, si pengirim surat yang juga mengaku sebagai sahabat Bram benar-benar telah membuat Jessica merasa seperti seorang penjahat saja—di mata Leo, tentunya. Jessica, the suffering maker, begitulah kira-kira gelar kini disandangnya karena dia telah dengan tegas dan berani menolak cinta Bram sehingga melukai perasaannya.

Padahal jelas-jelas Jessica punya alasan yang sangat masuk akal dalam penolakannya. Setidaknya, ada tiga alasan kenapa dia tidak bisa menerima cinta Bram. Pertama: Jessica tidak begitu mengenal siapa Bram meskipun mereka pernah satu sekolah ketika SMU, tapi tidak pernah satu kelas. Kedua: Jessica memang tidak memiliki perasaan apa-apa terhadap Bram bahkan dia sempat kaget ketika tiba-tiba ada sepucuk surat cinta dari Bram datang padanya beberapa waktu yang lalu. Ketiga (yang paling penting): Jessica saat ini sudah punya kekasih!

Apakah ketiga alasannya itu masih kurang jelas atau tidak wajar? Lalu, Jessica harus bagaimana lagi untuk membuat mereka mengerti? Haruskah, sekali lagi, dia menjelaskannya? Penjelasan secara langsung pada Bram—setidaknya. Face to face meeting. Jessica dan Bram harus bertemu muka agar semuanya jelas. Mungkin itu satu-satunya jalan terbaik.

***