Kamis, 09 Desember 2010

Berhenti Berharap Berlebihan (3B)

Catatan:
-Terinsiprasi artikel di Femina No.46.
-Pernah aku kirimkan sebuah majalah untuk sebuah rubrik, tapi tidak bisa dimuat. I'm just not lucky yet!
-Akhirnya aku publish di blog ini untuk menambah koleksi cemilan. Hehehehe.


Maharani Menulis:


BERHENTI BERHARAP BERLEBIHAN (3B)


USIA 25+ MAKIN SUSAH JATUH CINTA, demikian judul salah satu artikel yang tertera di halaman muka FEMINA 46. And WOW!! It’s me, begitulah yang terbersit di benak saya saat membacanya. I am woman, over 25 years old, single, and hard to falling in love. What a coincidence.

Selesai membaca artikelnya segera saja saya mengambil ponsel dan mengetik sms yang isinya: Siang. Hehehe. Cuma mau sharing aja. Judul sampul Femina baru. Usia 25+ makin susah jatuh cinta. Reaksiku: That really suits me. Oh, L.O.V.E, where the hell are you? Yang kemudian saya kirimkan ke beberapa orang teman dan balasan mereka di antaranya:

Nia: (yang sepertinya mencoba mengingatkan saya) Bukannya Mbak jatuh cinta sama Matsujun? (Saya: I do fall for him).
Soal Matsujun adalah pengecualian---ini pembelaan saya. Kenapa? Karena jatuh cinta pada idola adalah hal yang wajar, kan? Hehehe…. Matsujun atau lengkapnya Matsumoto Jun adalah seorang idola yang berasal dari Negeri Sakura. Jun-chan, begitu panggilan sayang saya untuknya, adalah salah satu anggota boysband yang cukup terkenal di Jepang bernama ARASHI yang berada di bawah naungan Johnny Entertainment. Selain menyanyi, dia juga bermain dorama (istilah untuk serial TV di Jepang). Like in romantic movie, I fall in love with him at first sight. Setahun lalu, tepatnya 19 April 2008, sebelum tidur, saya menonton dorama Gokusen I (2002) yang iseng-iseng saya pinjam dari rental and minutes passed by, he showed up, and I’m captivated with him. Pagi harinya saya langsung ke warnet (warung internet), buka google, ketik keyword: Shin Sawada, Gokusen. Lalu muncullah nama Matsumoto Jun, ARASHI. Sejak itu saya pun mulai mencari dan menonton dorama-doramanya sampai sekarang. Juga lagu-lagu ARASHI yang kemudian membuat saya kembali bersemangat belajar Bahasa Jepang lagi (saya pernah mendapatkan kuliah Bahasa Jepang selama 2 semester di bangku kuliah.) If I may tell you honestly, falling in love with Jun-chan and learning Japanese make me dream of one big thing: someday I want to fly to Japan to greet him face to face and ask him personally to play role one of my character in my stories (well, actually I’m writer wannabe, hehehehe.) And I pray with all my heart and strengths this dream will come true soon. Terkadang dalam doa, saya berbisik: Jun-chan, matte kudasai ne! (Jun-chan, tunggu aku, ya!) Jadi, kembali ke topik masalah, jatuh cinta pada idola tidak termasuk dalam kategori jatuh cinta dalam kamus saya. Tapi, kalau suatu saat saya ‘dijatuhi cinta’ balik oleh Jun-chan, saya pastikan kamus saya akan direvisi, hehehehe.)



Yuli: (yang malah balik bertanya karena mungkin meragukan keseriusan saya) Mbak berusaha jatuh cinta? (Saya: berusaha sih jalan terus, tapi hasilnya masih nol besar. Apa karena aku sudah lupa rasanya jatuh cinta, jadi tidak sadar jatuh cinta atau tidak? Aku bisa bilang aku sayang pada si A, B, atau C, tapi aku tidak bisa bilang aku jatuh cinta padanya).
Jatuh cinta (bukan dengan idola, maksud saya), sepertinya saya memang sudah lupa bagaimana rasanya. Seingat saya, terakhir saya merasakan jatuh cinta adalah 8 tahun yang lalu, dengan mantan saya. Saya belum merasa jatuh cinta lagi seperti waktu dulu. Trauma? Tidak! If too much love will kill you, too much worry will kill me. Oleh karena itu, saya mencoba untuk tidak terlalu khawatir dan saya bisa melaluinya dengan baik. Saya tidak menutup diri apalagi menutup hati. Saya menjalani hari-hari saya seperti biasanya. Everything goes well. Hanya saja saya jadi bertanya-tanya; apa dengan berjalannya waktu, bertambahnya usia, dan berubahnya pola pikir berpengaruh terhadap cara pandang saya terhadap satu kondisi dan atau sebuah perasaan? Dan jawaban saya adalah mungkin saja.

Seperti saat ini, misalnya. Saat saya merasakan sayang pada seseorang yang sayangnya sudah punya orang yang disayanginya. Saya merasa senang saat bersamanya. Saya merasa kehilangan saat dia tak ada di samping saya. Saya pun kadang merasa tidak suka kalau dia membicarakan wanita lain. Tapi, saya tak bisa bilang saya jatuh cinta padanya. I do care for him, but I’m not falling in love him or I thought so? I still have no ideas.

Atau apa sebenarnya saya hanya takut mengakui kalau saya jatuh cinta? ….  Suddenly I feel I am on blank mode. ….

3B atau Berhenti Berharap Berlebihan, begitulah istilah saya. Mungkin itulah alasan kenapa akhirnya saya berpikir, merasa, dan menjadi begini. Saya tidak mau terlalu berharap banyak tentang apapun pada siapapun. Saya tidak mau terlalu kecewa, terluka, atau sakit hati bila harapan muluk saya akhirnya tak bisa terpenuhi. Makanya saya hanya berharap sekedarnya, sesuai porsi saya, dan ikhlas dengan apapun hasilnya. Dan sejauh ini, saya bisa survive. Thanks God.

(Note: Pergi ke Jepang, bertemu Jun-chan, dan memintanya memerankan salah satu tokoh dalam cerita saya, bukanlah hal yang berlebihan---setidaknya menurut saya---karena saya sedang mengusahakannya, semampu saya tentunya. Seandainya tak bisa terwujud pun, saya sudah siap menerimanya dengan ikhlas.)

Adel: Arrrgh.... Kita banget. (Saya: Uhm. Yeah, right.)

Oning: Hahaha…. Betul…. (Saya: Hehehe. Setuju.)

Dan Sapti: Susah jatuh cinta karena banyak cinta yang kita miliki. (Saya: Nice opinion.  Mungkin kalau mesti nambah lagi, kita yang repot, hehehe.)

Dan kembali lagi kepada saya; saya yang masih terus berharap, hanya saja berhenti berharap berlebihan; saya masih berharap bisa jatuh cinta lagi, hanya saja mungkin waktunya bukan saat ini, tapi suatu saat nanti meski entah kapan; dengan rendah hati ingin berbagi semangat dengan para perempuan yang masih belum memiliki pasangan: Everything has its time, everyone as well. So, never give up. Keep your hopes up because they keep you alive. But, don’t wish too much, just simple one. Sometimes a little thing has big impact to us.

Ditulis November 2009



Catatan:
-Setahun belakangan ini aku juga naksir berat sama Kamenashi Kazuya (anggota boybands Jepang bernama KAT-TUN yang masih di bawah naungan Johnny Entertainment. KAT-TUN adalah juniornya Arashi dan Matsumoto Jun adalah seniornya Kamenashi Kazuya. Oh, atama ga itai -- kepalaku pusing)
-Kita harus memiliki harapan meskipun itu kecil. Kita mesti berusaha mewujudkannya semampu kita. Kita harus berserah dan tawakal dalam menerima apapun hasil dari harapan kita tersebut. Karena bagaimanapun hasilnya asalkan kita sudah mengusahakan semampunya, itu adalah yang terbaik bagi kita.
-Istilah 3B masih ada di kamus hidupku hingga sekarang dan insyallah tidak akan hilang meskipun mungkin akan mengalami revisi.
-Untuk siapapun yang merasa bahwa aku berharap pada kalian, semoga kalian masih bisa memenuhi harapanku tersebut. Hehehe.

9 komentar:

  1. susah jatuh cinta? mungkin para wanita itu terlalu perfeksionis

    padahal tidak ada manusia yang sempurna

    BalasHapus
  2. Menurut aku, Kasih sayang adalah dasar rasa cinta namun begitu banyak sekali cinta yg tdk berdasar kasih sayang.

    so,jadi kalo kita merasa sayang terhadap seseorang, saia yakin itu bisa berkembang menjadi cinta..*
    Jika kemudian rasa yang timbul berbeda dg cinta yg dulu pernah dirasakan, itu karena cinta memang tidak akan pernah sama, cinta selalu baru.

    *ketentuan dan syarat berlaku.masing masih punya kotak sendiri sendiri.

    BalasHapus
  3. @a.e.zen: terima kasih atas komennya ^^

    @rono: Thanks for the lovely comments ^^

    BalasHapus
  4. Wow, nice share. Tulisannya bagus dan menarik nih. Tetap semangat ya, dengan cintanya...

    BalasHapus
  5. Terima kasih atas komennya, ya ^^

    BalasHapus
  6. aaah... adel banget... wkwkwkwkwkwk
    cinta itu harus punya banyak,,, jd kalau patah cinta.. masi punya cadangan cinta yg siap dibagi lg... hehehehehehe

    BalasHapus
  7. Terima kasih atas komennya ^^

    BalasHapus
  8. knp jd omongin idola? :D

    BalasHapus